Minggu, 13 Juni 2010
Senja nan senyap
Redup …..
Pelita raja siang perlahan padam ditiup lambaian O2
Menyapu asap langit, mengundang kelam
Gumpalan hitam mega mengelabuhi jagad
Tirai malam terbuka…
Bergelut risau seiring angin mendesau
Terpaku insan di sudut istananya
Ia gulana,,,resah,,,,
Di ujung nestapa
Dan...
Gerangan apa tengah menerpa??
“ wahai malam…
Kau tampakkan pesona langitmu
Dengan hadirkan planet-planet papan atas
Kau hidupkan listrik angkasa
Untuk mengerlipkan bintang gemintang
Mereka beradu,,,bercanda
Berakting ala scenario “ Milky way”
Bah panggung srimulat
Aku iri wahai malam
Oh…inikah ,,
Malam haru, bukan Minggu
Malam sepi, bukan happy
Bagiku…”
Ingin terbangkan niat merobek lembaran harian malam kini
Memburu waktu, berharap mentari lekas menyapaku
Menit bergulir meninggalkan detik
Buat anganku makin terusik
Ku ratapi perih ini bertanya dalam sanubari
“mengapa dia tak urung tiba???”
Jerit hatiku yang mengalun dalam nadi
Lama …. Lama …. Sungguh lama….
Dan memang lama
Menambah pahit, menggores luka lara
Andai kini komet terbang, bulan tertawa
Tak sudi ku menolehnya…
Karena penantianku bukan untuk mereka jua
But, only for him
Letih … letih…. Amat letih…
Huh ….
Hingga demikian ku buang jauh
Penglihatan
Ku tuju satu titik,
Ku tatap penuh harap
Dibawakannya langkah kaki itu ke arahku
Dekat … dan mendekat
Diselipkannya sepucuk surat
Dikantongi amplop motif merah jambu
Si merah jambu itu ku dekap
Belum mengerti olehku apa maksud
Perlahan jari-jari mungil ini membeberkan bagian-bagiannya
Kudapati serantai kalimat singkat
“I will always love you”
Bibir inipun melebar sekilat guntur
Karya : Ratri Niandani
0 komentar:
Posting Komentar